Nama Mahasiswa : Hafid Sukron
NIM : D032308024
Mat KuL : Keterampilan dasar Konseling Microcounseling
Dos. Pembimbing : Drs. Bambang Hidup Mulyo, M.Pd
Opening
Arti | Pembukaan adalah ketrampilan membuka atau memulai wawancara konseling dalam hubungan konseling. |
Bentuk |
secara lisan, misalnya memberi atau menjawab salam, mempersilahkan duduk, menyebut nama konseli; rapport. (2)dengan tanpa lisan, misalnya segera membuka pintu setelah mendengar ketukan pintu, menjabat tangan dengan senyum ceria, mendampingi konseli menuju tempat duduk.
|
Tujuan | Opening dalam kegiatan konseling disebut juga dengan teknik rappot. Teknik ini berarti suatu kondisi saling memahami mengenai tujuan bersama. Tujuan utama teknik rapport adalah untuk menjembatani huhungan antara konselor dengan konseli. |
Kapan | Pada awal saat siswa datang ke ruang Bimbingan dan konseling |
Mengapa | Untuk membangun hubungan sehingga ntercipta suasana hubungan yang akrab yang ditandai dengan saling mempercayai |
Acceptance
Materi Unsur | Acceptance |
Arti | Acceptance merupakan teknik yang digunakan konselor unluk menunjukkan minat dan pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan konseli. Acceptance atau penerimaan artinya menerima apa adanya, menerima pribadi klien sebagai suatu keseluruhan.Sebaliknya membenarkan (menyetujui) atau tidak menyetujui segi-segi kepribadian atau kelakuan seorang klien, bukan merupakan bentuk penerimaan. |
Bentuk | Ada dua bentuk Acceptance, yaitu
Seperti: teruskan. ….., terus, oh…..ya, dll Catatan: Kata-kata perasaan ini penggunaannya disesuiakan dengan isi pesan yang diungkapkan klien
Bahasa tubuh (postur): misalnya cara duduknya… Gestural ( ekspresi wajah, anggukkan kepala, gerakan tangan…) |
Tujuan | menunjukkan kedekatan daripada sikap dan menunjukkan tingkat keterbukaan dan ketulusan hati konselor |
Kapan | Pada awal saat siswa datang ke ruang Bimbingan dan konseling |
Mengapa | Untuk membangun hubungan lebih dekat dengan konseli sehingga tercipta suasana hubungan yang akrab yang ditandai dengan saling mempercayai. |
Structuring
Materi Unsur | Structuring |
Arti | structur atau teknik penstrukturan adalah teknik dimana konselor menjelaskan arti, keterbatasan. peranan konselor, tujuan dan kerahasiaan dalam hubungan konseling |
Bentuk | teknik structuring, konseli mendapatkan kerangka kerja konseling, sehingga konseli mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah konseling dan bagaimana konseli ikut terlibat di dalamnya, adapun bentuk dari teknik structuring
Dalam konseling, konselor dan konseli bcrsama-sama membuat kesepakatan waktu. Dalam hal ini konselor juga harus menyatakan pada awal pertemuan, berapa lama konseling akan berlangsung
Pembatasan tindakan di sini mengacu pada batas-batas tindakan yang boleh ataupun yang tidak boleh dilakukan.
Konselor menjelaskan peranannya dalam huhungan konseling
Masalahmasalah yang dibahas dalam konseling yang sebaiknya didahulukan adalah masalahmasalah yang paling mendesak untuk di pecahkan |
Tujuan | Dengan menggunakan teknik structuring, konseli mendapatkan kerangka kerja konseling, sehingga konseli mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah konseling dan bagaimana konseli ikut terlibat di dalamnya. |
Kapan | Pada awal saat konseli mulai bercakap-cakap dengan konselor setelah topic netral |
Mengapa | Untuk menjelaskan kepada konseli apa yang diharapkan dari proses konseling karena dengan Structuring memberikan kerangka kerja atau orientasi terapi kepada konseli atau penetapan batasan konseling. |
Reflection of feelings (Pemantulan Perasaan)
Materi Unsur | Reflection of feelings (Pemantulan Perasaan) |
Arti | reflection of feeling atau pemantulan perasaan klonseli adalah suatu respon yang dibuat oleh konselor dengan ungkapan kata-katanya sendiri untuk mengkomunikasikan perasaan konseli, baik verbal maupun non verbal. |
Bentuk | Menyadari bahwa konselor tidak yakin benar akan ketepatan kata-kata sifat yang dikemukakan, maka bentuk pemantulan perasaan biasanya didahului dengan kata-kata, seperti: (1) agaknya, (2) rupa-rupanya, (3) barangkali, (4) nada-nadanya, (5) kelihatannya, (6) sepertinya, |
Tujuan | Reflection of feeling membantu konseli untuk merasa dipahami secara mendalam |
Kapan | Pada sesi awal atau tengah pada saat Bimbingan dan konseling atau kondisional menyesuaikan ungkapan kata-kata oleh klien |
Mengapa | Untuk ; (a) membantu individu untuk merasa dipahami secara mendalam, (b) konseli merasa bahwa perasaan menyebabkan tingkah laku, (c) memusatkan evaluasi pada konseli, (d) membeni kekuatan untuk memilih, (e) memperjelas cara berfikir konseli |
Reflection of Meaning (Pemantulan Makna )
Materi Unsur | Reflection of Meaning (Pemantulan Makna ) |
Arti | Pemantulan makna adalah konselor memantulkan berkenaan dengan pikiran, perasaan dan sikap yang ada di balik pengalaman hidup yang dinyatakan konseli (dilihat dari perspektif konseli bukan perspektif konselor) |
Bentuk | Contoh bentuk pemantulan makna Misalnya: “ Apakah maknanya hal itu bagi Anda?”, , “Apakah nilai-nilai yang ada di belakang tindakan Anda?” |
Tujuan | Dengan pemantulan makna maka konselor dapat mengharapkan konseli untuk menggali lebih dalam aspek-aspek dari pengalaman hidupnya |
Kapan digunakannya | Pada sesi tengah pada saat Bimbingan dan konseling atau kondisional menyesuaikan ungkapan kata-kata oleh klien |
Mengapa | diharapkan bahwa konseli akan mendiskusikan cerita, isu dan masalah secara lebih dalam dengan menekankan pada makna, nilai dan pemahaman yang mendalam di balik cerita tersebut |
Restatement (Pengulangan)
Materi Unsur | Restatement (Pengulangan) |
Arti | restatement adalah suatu ulangan dari pikiran atau perasaan konseli yang penting yang diungkapkan konseli sebelumnya |
Bentuk | Bentuk kata Restatement (Pengulangan)variatif menyesuaikan konseli, sebagi contoh; Conseli : “Saya kalau membantu uang belum pernah. Tapi waktu kami sehat saya sering memberi jajan dan temanku ini saya ajak makan bersama. Tidak tega saya makan sendiri di tempatnya, sedangkan dia memang tidak mempunayi uang” (kata yang dianggap penting/ clue-nya : Conselor: “Tidak tega?” |
Tujuan | untuk mengecek persepsi konselor sendiri, tujuannya untuk meyakinkan bahwa konselor mengerti apa yang digambarkan konseli dan bisa juga untuk merealisasikan komentar konseli dengan mengulang apa yang telah konseli katakan dalam cara-cara yang lebih tepat |
Kapan | Pada sesi tengah pada saat Bimbingan dan konseling atau kondisional menyesuaikan ungkapan kata-kata oleh klien |
Mengapa | memberikan umpan balik kepada isi dari pernyataan konseli dengan kata-kata yang berbeda |
Clarification
Materi Unsur | Clarification |
Arti | Clarification adalah ketrampilan konselor mengungkapkan kembali isi prnyataan kilen dengan menggunakan kata-kata konselor sendiri yang baru dan segar. |
Bentuk | Bentuk kata Clarification biasanya didahului dengan kata-kata pendahuluan, misalnya: · pada dasarnya … · pada pokoknya …… · pada intinya ……… |
Tujuan | untuk mengecek persepsi konselor sendiri, tujuannya untuk meyakinkan bahwa konselor mengerti apa yang digambarkan konseli . |
Kapan | Pada sesi tengah pada saat Bimbingan dan konseling atau kondisional menyesuaikan percakapan |
Mengapa | memberikan umpan balik kepada isi dari pernyataan konseli dengan kata-kata yang berbeda sehingga dapat menegaskan masalah. |
Paraphrasing (Parafrase)
Materi Unsur | Paraphrasing (Parafrase) |
Arti | Pengertian: konselor menyatakan kembali pernyataan konseli dengan kata-katanya sendiri (isi tidak boleh berubah, harus cepat dan tepat, bisa menggunakan kata-kata penerimaan atau pengulangan). |
Bentuk | Bentuk parafrase ini, biasanya digunakan awal kalimat ; 1). singkatnya, 2). pada intinya, 3). boleh dikatakan…. |
Tujuan | konselor menegaskan apa isi pokok (esensi) dari pernyataan konseli. |
Kapan | Pada sesi tengah pada saat Bimbingan dan konseling atau kondisional menyesuaikan percakapan |
Mengapa | Paraphrasing dilakukan sebagai tanda bahwa konselor mendengarkan. |
Confronting (Konfrontasi)
Materi Unsur | Confronting (Konfrontasi) |
Arti | konfrontasi adalah ketrampilan konselor untuk menunjukkan adanya kesenjangan, diskrepensi, atau inkongruensi dalam diri konseli dan kemudian konselor mengumpanbalikkan kepada konseli. |
Bentuk | Bentuk bervariasi sesuai percakapan, sebagai contoh berikut ini ; Conseli.: “Sebenarnya sih saya belum pindah sekolah karena sekarang ini cari sekolah itu susah. Kalau saya tidak pindah teman sekelas saya itu semakin besar kepala. Saya mengalah terus, lagian saya harus mengalah terus. Conselor.: “anda ingin tetap tinggal di sekolah, anda tidak krasan karena perlakuan teman anda itu”. |
Tujuan | Tujuannya Confronting adalah untuk membantu proses perkembangan konseli yang sementara ini nampak terganggu oleh adanya kesenjanagan tersebut. |
Kapan | dapat digunakaan apabila hubungan antara konselor dan konseli sudah terbina dengan baik dan sudah mencapai kepercayaan, jika tidak justru terjadi resistensi di pihak konseli |
Questioning (Teknik Bertanya)
Materi Unsur | Questioning (Teknik Bertanya) |
Arti | Tehnik bertanya: tehnik untuk mengarahkan pembicaraan konseli |
Bentuk | Bentuknya ada dua yaitu 1) Pertanyaan terbuka, pertanyaan yang memberikan kesempatan pada konseli uniuk mengelaborasi, mengeksplorasi atau memberikan jawaban dari berbagai kemungkinan sesuai dengan keinginan konseli. Kata tanya yang dipergunakan: “apa”, “mengapa”, “dimana”, “kapan”, dan “bagaimana” (what, where, when, dan how). Konsekuensi yang diharapkan bahwa konseli akan menjawab pertanyaan terbuka secara lebih detail; 2). Pertanyaan tertutup, adalah perlanyaanyang membatasi konseli untuk memberikan suatu jawaban yang spesifik atau tertentu. Dengan pertanyaan tertutup ini, konseli biasanya hanya memberikan jawaban “ya” atau “tidak” |
Tujuan | 1). Pertanyaan membantu memulai percakapan, 2). Pertanyaan terbuka akan membantu mengelaborasi dan memperkaya cerita konseli, 3). Pertanyaan membantu mengungkap dunia spesifik-konkrit konseli |
Kapan | dapat digunakaan pada sesi awal atau tengah dan menyesuaikan percakapan |
Reassurance (Penguatan)
Materi Unsur | Reassurance (Penguatan) |
Arti | Reassurance adalah teknik yang dipergunakan untuk memperkuat atau mendukung pernyataan positif konseli agar iamenjadi lehih yakin dan percaya diri |
Bentuk | (a) Prediction reassurance (penguatan prediksi), yaitu penguatan yang dilakukan konselor terhadap pernyataan konseli yang berisi rencana positif yang akan dilaksanakan, Contoh: ”Bagus, apabila anda mau menolong teman anda, kemungkinan besar mereka juga akan menolong Anda”; Jika benar-benar Anda lakukan rencana itu, ….maka” (prediksi). (b) Postdiction reassurance (penguatan postdiksi) yaitu penguatan konselor lerhadap tingkah laku positif yang telah dilakukan klien dan tampak hasilnya. (c) Factual reassurance (penguatan faktual) yaitu penguatan yang dipergunakan konselor untuk mengurangi beban penderitaan psikologis (pengalaman yang tidak menyenangkan) konseli, karena pengalaman demikian tidak hanya konseli sendiri yang mengalaminya, akan tetapi akan dialami oleh semua orang. Penguatan ini lebih bersifat menghibur konseli dengan tujuan agar beban yang dialami oleh konseli menjadi berkurang. Contoh: Pada saat konseli mengalami musibah, misalnya, konselor dapat membantu meringankan beban konseli dengan memberikan dukungan faktual bahwa apa yang dialami konseli juga dapat dialami oleh orang lain dan merasakan seperti apa yang dirasakan konseli saat ini |
Tujuan penggunaan | konseli akan mampu mengantisipasi secara lebih baik konsekuensi dari perbuatan dan perubahan pikiran, perasaan dan perilakunya. Setidak-tidaknya konseli akan memahami dampaknya bagi dirinya |
Kapan digunakannya | dapat digunakaan pada sesi tengah dan menyesuaikan percakapan |
Summary (Ringkasan)
Materi Unsur | Summary (Ringkasan) |
Arti | summary adalah teknik yang dipergunakan konsetor untuk menyimpulkan hal-hal yang dikomunikasikan selama session bantuan dan hal-hal tersebut merupakan bagian-bagian yang penting |
Bentuk | Summary dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) kesimpulan bagian, dan (2) kesimpulan akhir. Kesimpulan bagian dibuat pada percapakan konseli dan konseloryang dipandang telah sampai pada titik penting, dan dibuat dengan menggunakan kata-kata, seperti: “untuk sementara ini….”, “sejauh percakapan kita ini…..”,“sampai saat ini…”. Kesimpulan akhir dibuat setelah konselor menganggap bahwa percapakan telah sampai pada titik akhir Simpulan akhir merupakan review dari keseluruhan wawancara pada suatu sesi konseling. Dalam membuat kesimpulan akhir, biasanya menggunakan kata-kata pendahuluan, seperti:“dari awal dan akhir percakapan kita, maka dapat disimpulkan….”, |
Tujuan | Summary bermanfaat sangat penting bagi konselor dan konseli, karena memberi kesempatan berpartisipasi pada keduanya. Selain itu summary sangat penting untuk mengakhiri satu bagian atau bagian pertama yang kemudian dilanjutkan pada bagian berikutnya dan juga memberikan kesempatan bagi konselor untuk mendorong konseli mengutarakan perasaannya mengenai proses konseling |
Kapan | dapat digunakaan pada sesi tengah atau akhir dan menyesuaikan percakapan |
Advice (pemberian Nasehat)
Materi Unsur | Advice (pemberian Nasehat) |
Arti | Advice adalah ketrampilan konselor untk memberikan informasi/nasehat kepada konseli agar ia menjadi lebih jelas/lebih pasti mengenai apa yang hendak dilakukan |
Bentuk | Ada 3 jenis Advice , yaitu: (1) direct advice, diberikan jika konseli tidak tahu sama sekali, atau pemberian nasehat secara langsung bagi permintaan konseli berupa fakta, yang dia sama sekali tidak mempunyai informasi tentang hal itu. Misalnya konseli menanyakan suatu informasi yang tidak diketahuinya kepada konselor dan kebetulan konselor tidak tahu, misalnya informasi mengenai kegiatan ekstrakurikuler, maka respon konselor: “Kebetulan ibu tidak tahu mengenai informasi itu, maka sebaiknya Anda datang langsung kesekretariat kegiatan ekstra yang Anda maksudkan”. (2) persuasive advice atau nasehat persuasive, diberikan jika konseli sudah mengetahui alasan-alasan logis atas rencananya. Misalnya konseli menceritakan mengenai keadaannya, bahwa dia tidak kerasan tinggal ditempat kosnya karena dia tidak bisa konsentrasi belajar, dengan mengemukakan berbagai alasan, maka respon konselor: “Berdasarkan alasan-alasan yang anda kemukakan maka bagus, bila rencana itu dilaksanakan”. (3) alternative advice atau nasehat alternatif, diberikan setelah konseli mengetahui kelebihan dan kelemahan dari setiap alternatif tindakan yang akan diputuskan |
Tujuan | diharapkan dari advice ini adalah jika advice diterapkan secara efektif dan bekerjasama, konseli akan menggunakan informasi baru untuk memikirkan perbuatan dengan cara-cara baru pula |
Kapan | dapat digunakaan pada sesi tengah atau akhir dan menyesuaikan percakapan |
Rejection (Penolakan)
Materi Unsur | Rejection (Penolakan) |
Arti | Rejection atau penolakan adalah ketrampilan konselor melarang konseli menlanjutkan atau melaksanakan rencana tindakan yang patut diduga besar kemungkinannya membahayakan atau merugikan pihak laian dan atau dirinya sendiri. |
Bentuk | Bentuk Rejection atau penolakan ada dua yakni secara tersamar dan langsung. Penolakan tersamar, penolakan ini diberikan dengan tujuan untuk memberi kesempatan pada konseli agar memikirkan kembali rencana yang akan dilakukanya, misalnya: “Coba pikirkan masak-masak empat lima kali lagi, sebelum Anda melakukan rencana itu”. Penolakan langsung, penolakan ini diberikan kepada konseli jika konseli benar-benar mempunyai rencana yang akan membahayakan dirinnya sendiri atau konselor menyatakan secara langsung sikapnya yang tidak setuju atas rencana konseli, misalnya: “Jangan sampai Anda melakukan renca itu, karena akibatnya akan pasti merugikan diri Anda dan orang tua Anda”. |
Tujuan | Konselor dapat merencana tindakan yang patut diduga besar kemungkinannya membahayakan atau merugikan pihak laian dan atau dirinya sendiri |
Kapan | dapat digunakaan pada sesi tengah atau akhir dan menyesuaikan percakapan |
Termination
Materi Unsur | Termination |
Arti | Termination merupakan teknik yang dipergunakan konselor untuk mengakhiri wawancara konseling, baik mengakhiri untuk dilanjutkan pada pertemuan berikutnya maupun mcngakhiri karena wawancara konseling betul-betul tclah berakhir |
Bentuk | Brammer (1987) mengemukakan cara-cara mengakhiri konseling, antara lain: (1) Merujuk pada keterbatasan waktu yang telah disepakati bersama. (2) Meringkas atau merangkum (3) Merujuk pada waktu yang akan datang. , misalnya “ Waktu kita hampir habis, kapan kamu ingin kembali lagi ?“. (4) Berdiri. Berdiri merupakan persyaratan teknik persuasif untuk mengakhiri konseling, maka konselor dapat berdiri yang mengisyaratkan hahwa konseling telah berakhir, dan hal ini dapat dilakukan secara lemah lembut sebelum konselin mempunyai kesempatan untuk pindah kepada topik lain. (5) Gerak isyarat halus. Gerak isyarat halus ini bisa di lakukan dengan melihat jam tangan atau jam dinding |
Tujuan | untuk mengakhiri wawancara konseling, baik mengakhiri untuk dilanjutkan pada pertemuan berikutnya maupun mcngakhiri karena wawancara konseling betul-betul tclah berakhir |
Kapan | dapat digunakaan pada sesi tengah atau akhir dan menyesuaikan percakapan |
Focusing (Pemusatan)
Materi Unsur | Focusing (Pemusatan) |
Arti | Pemusatan adalah ketrampilan konselor yang memungkinkan mengarahkan arus pembicaraan konseli ke arah daerah atau bidang yang konselor inginkan |
Bentuk | Ada beberapa focusing yang dapat dilajkukan oleh konselor, yaitu: Pemusatan terarah kepada: a) Klien: ”Tom, Anda mengatakan bahwa Anda mengkhawatirkan masa depan Anda mengenai…..” b) Tema atau masalah: “ Ceritakanlah lebih lanjut mengenai ketidakberhasilan Anda, Bagaimana hal itu bisa terjadi?”. c) Konteks lingkungan/cultural: “Sekarang angka pengganguran sangat tinggi. Dalam keadaan ini jenis pekerjaan apa yang mungkin masih terbuka untuk Anda?”. d) Orang lain: “ Roni telah membuat kamu menderita. Terangkan tentang dia, dan apa yang telah dilakukannya?”. e) Topik: “Pengguguran kandungan?”. Kamu memikirkan aborsi?” Sebaiknya pikirkan masak-masak dengan berbagai pertimbangan!” |
Tujuan penggunaan | Focusing dapat membantu konseli untuk memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan |
Kapan digunakannya | dapat digunakaan pada sesi tengah atau akhir dan menyesuaikan percakapan |
- Minimal Encouragement (Dorongan minimal)
Materi Unsur | Minimal Encouragement (Dorongan minimal) |
Arti | Minimal Encouragement adalah suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikatakan konseli Dorongan singkat ini dapat menggunakan kata-kata |
Bentuk | menggunakan kata-kata seperti, oh…., ya…, terus…, lalu…, dan…, misalnya : Konseli : “ Saya kehilangan pegangan…dan….saya…berbuat…” Konselor: “Ya..” |
Tujuan | tujuan nya untuk meningkatkan eksplorasi diri pada diri konseli. Penggunaan minimal encouragement ini harus seselektif mungkin, yaitu memilih saat konseli akan mengurangi atau menghentikan pembicaraan, saat dia kurang memusatkan pikirannya pada pembicaraan, dan saat konselor ragu terhadap pembicaraan konseli |
Kapan | dapat digunakaan pada sesi tengah atau akhir dan menyesuaikan percakapan |
Exporation (Eksplorasi)
Materi Unsur | Exporation (Eksplorasi) |
Arti | Adalah suatu ketrampilan konselor untuk menggali perasaan pengalaman, dan pikiran konseli |
Bentuk | Ada 3 jenis eksplorasi: (1) eksplorasi perasaan, yaitu ketrampilan untuk menggali perasaan konseli yang tersimpan. Misalnya: “Bisakah Anda menjelaskan apa perasaan bingung yang dimaksudkan (2) Eksplorasi pengalaman, yaitu ketrampilan konselor untuk menggali pengalaman-pengalaman yang dilalui oleh konseli. Misalnya: “Saya terkesan dengan pengalaman yang Anda lalui. Namun saya ingin memahami lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan pengaruhnya terhadap pendidikan Anda”. (3) Eksplorasi pikiran, yaitu ketrampilan konselor untuk menggali ide, pikiran dan pendapat konseli Misalnya: “ Saya yakin Anda dapat menjelaskan lebih jauh ide Anda tentang sekolah sambil bekerja”. “Saya kira pendapat Anda mengenai hal ini baik sekali. Dapatkan Anda menguraikan lebih lanjut?” |
Tujuan | menggali perasaan pengalaman, dan pikiran konseli karena kebanyakan konseli menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya dengan terus terang.. Mungkin dia hadir dengan terpaksa, sehingga enggan untuk mengemukakan perasaan atau pikirannya |
Kapan | dapat digunakaan pada sesi tengah atau akhir dan menyesuaikan percakapan |
Directing (Mengarahkan)
Materi Unsur | Directing (Mengarahkan) |
Arti | Directing adalah suatu ketrampilan konseling yang mengatakan kepada konseli agar dia berbuat sesuat, atau dengan kata lain mengarahkannya agar melakukan sesuatu |
Bentuk | Misalnya meminta konseli untuk bermain peran dengan konselor, atau mengkhayalkan sesutau. Misalnya: Konseli : “ ayah saya sering marah-marah tanpa sebab, saya tidak dapat lagi menahan diri. Akhirnya terjadi pertengkaran sengit”. Konselor: “ Dapatkah Anda memerankan di depan saya bagaimana sikap dan kata-kata ayah Anda jika memarahi Anda?”. |
Tujuan penggunaan | Memberikan arahan kepada konseli agar lebih memahami masalhah yang di hadapi |
Kapan digunakannya | dapat digunakaan pada sesi tengah atau akhir dan menyesuaikan percakapan |
Share this:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar