Rabu, 16 November 2011

Metode Dalam Psikologi Agama


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Sebagai salah satu cabang dari psikologi, metode yang digunakan dalam mengkaji psikologi agama tidak berbeda dengan metode psikologi pada umumnya. Psikologi agama berusaha untuk menjelaskan pekerjaan pikiran dan perasaan seseorang terhadap agama, baik ia orang yang tahu beragama, acuh tak acuh maupun yang anti agama. Ini berarti bahwa yang diungkap dan dijelaskan dalam psikologi agama adalah proses mental orang tersebut bagaimana dalam psikologi pada umumnya. Ahli psikologi agama tidak perlu meneliti apakah keyakinan beragama tersebut berasal dari pengaruh luar atau dari dalam dirinya. Hal ini perlu ditekankan, oleh karna itu tidaklah mudah mengkaji proses mental yang berupa kesadaran beragama dan pengalaman beragama seseorang yang sifatnya subjektif dan individual.
Dalam makalah ini kami akan menerangkan beberapa poin tentang metode-metode yang digunakan dalam psikologi agama.oleh karna itu patut kita simak dengan seksama, karna ada sebagian kalimatnya yang agak sulit untuk difahami.

  1. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan menyampaikan beberapa rumusan masalah yang perlu dibicarakan, diantaranya:
-          Metode yang digunakan dalam mengkaji psikologi agama
-          Teknik-teknik metode tersebut
-          Contoh, dal lain sebagainya

  1.  Tujuan Masalah
Setelah membaca makalah ini penulis harapkan kepada kita semua mengerti tentang:
  1. Pembagian metode dalam mengkaji psikologi agama
  2. Mengaplikasikan seluruh metode dan tekniknya
  3. Mentala’ah lebih mendalam lagi bagaimana psikologi agama seseorang

BAB II
PEMBAHASAN
METODE-METODE DALAM PSIKOLOGI AGAMA

              Sebagai disiplin ilmu yang otonom, maka psikologi agama juga memiliki metode penelitian ilmiah. Kajian dilakukan dengan mempelajari fakta-fakta berdasarkan data yang terkumpul dan dianalisis secara objektif.
Karna agama menyangkut masalah yang berkaitan dengan kehidupan bathin yang sangat mendalam, maka masalah agama sangat sulit untuk diteliti secara seksama terlepas dari pengaruh-pengaruh subjektivitas. Namun demikian, agar penelitian mengenai agama dapat dilakukan lebih netral dalam arti tidak memihak kepada suatu keyakinan atau menentangnya, maka diperlukan adanya sikap yang objektif. Maka dalam penelitian psikologi agama perlu diperhatikan antara lain:
1)      Memiliki kemampuan dalam meneliti kehidupan dan kesadaran bathin manusia
2)      Memiliki keyakinan bahwa segala bentuk pengalaman dapat dibuktikan secara empiris
3)      Dalam penelitian harus bersikap filosofis spiritualistis
4)      Tidak mencampuradukkan antara fakta dengan angan-angan atau perkiraan khayali
5)      Mengenal dengan baik masalah psikologi dan metodenya
6)      Memiliki konsep mengenai agama serta mengetahui metodologinya
7)      Menyadari tentang adanya perbedaan antara ilmu dan agama[1]
8)      Mampu menggunakan alat-alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ilmiah[2]
Menurut Zakiah daradjat,metode yang digunakan dalam penlitian-peneliian ilmu jiwa agama adalah metode ilmiah,yakni mempelajari fakta-fakta yang ada dalam lingkungannya dengan cara yang objektif. Dimana harus diusahakan jangan sampai memihak atau menentang kepercayaan agama tertentu.[3] Selian metode ilmiah kita juga dapat menggunakan metode empiris,yang berarti bahwa suatu kemampuan dapat diambil dari observasi terhadap data-data (fakta-fakta).[4]

Dalam meneliti ilmu jiwa agama menggunakan sejumlah metode, yang antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
              I.          Dokumen Pribadi (Personal Document)
Metode ini digunakan untuk mempelajari tentang bagaimana pengalaman dan kehidupan bathin seseorang dalam hubungannya dengan agama. Untuk memperoleh informasi mengenai hal tersebut maka cara yang ditempuh adalah mengumpulkan dokumen pribadi orang seorang. Dokumen tersebut mungkin berupa autobiografi, biografi, tulisan ataupun catatan-catatan yang dibuatnya.
Selain catatan atau tulisan, juga digunakan daftar pertanyaan kepada orang-orang yang akan diteliti. Jawaban yang diberikan secara bebas memberi kemungkinan bagi responden untuk menyampaikan kesan-kesan bathin yang berhubungan dengan agama yang diyakininya. Dalam penerapannya, metode dokumen pribadi ini dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
a. Teknik Nomotatik
Teknik ini digunakan untuk menarik kesimpulan sejumlah dokumen yang diteliti[5], juga digunakan untuk mempelajari perbedaan-perbedaan individu. Dalam penerapannya nomotik ini mengasumsikan bahwa pada diri manusia terdapat suatu lapisan dasar dalam struktur kepribadian manusia sebagai sifat yang merupakan ciri umum kepribadian.
Nomotik yang digunakan dalam studi tentang kepribadian adalah mengukur perangkat sifat seperti kejujuran, ketekunan dan kepasrahan sejumlah individu dalam suatu kelompok. Ternyata ditemukan bahwa sifat-sifat itu ada pada setiap individu, namun jadi berbeda oleh hubungan antara sifat itu dengan sikap seseorang. Perbedaan tentang tinggi rendah sifat-sifat dasar itu ditampilkan dalam sikap sangat tergantung dari situasi yang ada. Jadi dapat ditarik suatu ketetapan bahwa sikap individu tergantung dari situasi yang dihadapinya.[6]
b.      Teknik Analisis Nilai (Value Analysis)
Teknik ini digunakan dengan dukungan analisis stastik. Data yang terkumpul diklasifikasikan menurut teknik statistik dan dianalisis untuk dijadikan penilaian terhadap individu yang diteliti. Teknik statistik digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa ada sejumlah pengalaman keagamaan yang dapat dibahas dengan bantuan ilmu eksakta, terutama dalam mencari hubungan antara sejumlah variabel. Carlson misalnya, menemukan dalam penelitiannya bahwa terdapat hubungan antara kepercayaan dengan tingkat kecerdasan. Didapatnya korelasi antara agama dan kecerdasan yang berarti anak-anak yang kurang cerdas cenderung berpegang erat kepada kepercayaan agama, sedangkan pada anak-anak yang cerdas kecenderungan itu lebih kecil.[7]
c.       Teknik Idiografi
Teknik ini juga merupakan pendekatan psikologis yang digunakan untuk memahami sifat-sifat dasar (tabi’at) manusia. Pelopor dari penggunaan teknik idiografi dalam psikologi agama adalah Gordon Allport. Menurutnya untuk mempelajari kepribadian semestinya menyangkut sifat-sifat dasar yang meruakan ciri khas yang ada hubungan antara seseorang dengan perspektif dirinya. Masing-masing sifat dasar yang dimiliki seseorang individu sebagai ciri khas terlihat dalam penampilan sikap seseorang secara umum.[8]
d.      Teknik Penilaian terhadap Sikap (Evaluation Attitudes Technique)
Teknik ini digunakan dalam penelitian terhadap biografi, tulisan atau dokumen yang ada hubungannya dengan individu yang akan diteliti. Berdasarkan dokumen tersebut kemudian ditarik kesimpulan, bagaimana pendirian seseorang terhadap pers0alan-persoalan yang dihadapinya dalam kaitan hubungannya dengan pengalaman dan kesadaran agama.

           II.     Kuesioner dan wawancara
Metode kuesioner maupun wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang lebih banyak dan mendalam secara langsung kepada responden. Metode ini dinilai memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
A.      Dapat memberi kemungkinan untuk memperoleh jawaban yang cepat dan segera
B.       Hasilnya dapat dijadikan dokumen pribadi tentang seseorang serta dapat pula dijadikan data nomotatik
Selain pertimbangan tersebut, metode ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan seperti:
1)      Jawaban yang diberikan terikat oleh pertanyaan hingga responden tak dapat memberikan jawaban secara lebih bebas
2)      Sulit menyusun pertanyaan yang mengandung tingkat relevansi yang tinggi, karena itu diperlukan keterampilan yang khusus untuk itu
3)      Kadang-kadang sering terjadi salah penafsiran terhadap pertanyaan yang kurang tepat dan tidak semua pertanyaan sesuai untuk setiap orang
4)      Untuk memperoleh jawaban yang tepat dibutuhkan adanya jalinan kerja sama yang baik antara penanya dan responden, dan kerja sama seperti itu memerlukan pendekatan yang baik dari si penanya
Dalam penerapannya metode kuesioner dan wawancara dilakukan dalam berbagai bentuk, diantaranya adalah teknik pengumpulan data, melalui:
1.         Pengumpulan pendapat masyarakat (Publik opinion polls)
Teknik ini merupakan gabungan antara kuesioner dan wawancara. Cara mendapatkan data adalah melalui pengumpulan pendapat khalayak ramai. Data tersebut selanjutnya dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi yang sudah dibuat berdasarkan kepentingan penelitian
2.         Skala penelitian (Rating scale)
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan khas dalam diri seseorang berdasarkan pengaruh tempat dan kelompok.[9]
            Metode ini antara lain digunakan untuk mengetahui:[10]
  1. Latar belakang keyakinan agama
  2. Bentuk hubungan dengan Tuhannya
  3. Dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi
  4. Hubungan antara penyakit mental dengan keyakinan beragama
  5. Sebagai bahan untuk membentuk kerja sama antara ahli psikologi dengan ahli agama
  6. Guna kepentingan penelitian dan mempelajari kejiwaan para tokoh agama
3.      Tes (Test)
Tes digunakan dalam upaya untuk mempelajari tingkah laku keagamaan seseorang dalam kondisi tertentu. Untuk memperoleh gambaran yang diinginkan, biasanya diperlukan bentuk tes yang sudah disusun secara sistematis.
4.      Eksperimen
Teknik eksperimen digunakan untuk mempelajari sikap dan tingkah laku keagamaan seseorang melalui perlakuan khusus yang sengaja dibuat.
Menurut Clark menggunakan metode eksperimen dalam ilmu jiwa agama memang sulit, namun dapat dilakukan dengan mengadakan perbandingan, misalnya antara dua orang anak yang disuruh membuat perasaan dan pengertiannya tentang keyakinan agama yang abstrak, misalnya tentang tuhan, akhirat,surge, neraka,dan lain-lain[11].
Pada saat melakukan metode eksperimen terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi, diantaranya[12] :
a.    Dapat diulang-ulang dengan hasil yang sama.
b.    Ada problem/hipotesis yang akan diuji
c.    Factor yang mempengaruhi eksperimen dapat dikontrol, kecuali satu factor yang dapat diubah-ubah.
d.   Dapat ditentukan terlebih dahulu apa yang akan terjadi dan kapan waktu terjadinya.
Tes yaitu cara untuk mengetahui kemampuan alam perasaan,arah minat, dan aspek-aspek lain kepribadian individu dengan memberikan tugas pekerjaan yang diteneukan standarnya.
5.      Observasi melalui pendekatan sosiologi dan antropologi
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sosiologi dengan mempelajari sifat-sifat manusiawi orang per orang atau kelompok. Selain itu juga menjadikan unsur-unsur budaya yang bersifat materi (benda budaya) dan yang bersifat spiritual (mantra, ritus) yang dinilai ada hubungannya dengan agama.
6.      Studi agama berdasarkan pendekatan antropologi budaya
Cara ini digunakan dengan membandingkan antara tindak keagamaan (upacara, ritus) dengan menggunakan pendekatan psikologi. Melalui pengukuran statistik kemudian dibuat tolok ukur berdasarkan pendekatan psikologi yang dihubungkan dengan kebudayaan. Berdasarkan pendekatan tersebut misalnya ditentukan kategori hubungan menjadi:
-          Adanya persaudaraan antara sesama orang yang ber-Tuhan
-          Masalah ke-Tuhanan dan agama
-          Adanya kebenaran keyakinan yang terlihat dalam bentuk formalitas
-          Bentuk-bentuk praktik keagamaan
7.      Pendekatan terhadap perkembangan
Teknik ini digunakan untuk meneliti mengenai asal usul dan perkembangan aspek psikologi manusia dalam hubungannya agama yang dianutnya. Cara yang digunakan antara lain melalui pengumpulan dokumen, catatan-catatan, riwayat hidup dan data antropologi.
8.      Metode klinis dan proyektifitas
Metode ini memanfaatkan cara kerja klinis. Penyembuhan dilakukan dengan cara menyelaraskan hubungan antara jiwa dan agama.
9.      Metode umum proyektifitas, berupa penelitian dengan cara menyadarkan sejumlah masalah yang mengandung makna tertentu. Selanjutnya peneliti memperhatikan reaksi yang muncul dari responden. Dengan membiarkan reaksi secara tidak sengaja itu maka pernyataan yang muncul dari reaksi tadi dijadikan dasar penafsiran terhadap gejala yang diteliti. Reaksi merupakan kunci pembuka rahasia. Dalam melakukan penelitian Zakiah daradjat lebih sering menggunakan metode klinik dan proyektif teknik. Dalam melakukan konseling Zakiah daradjat banyak menemukan berbagai proses kejiwaan yang ada sangkut pautnya dengan keyakinan agama.
10.  Apresiasi nomotatik[13]
Caranya tetap menggunakan gambar-gambar yang samar melalui gambar-gambar yang diberikan diharapkan orang yang diteliti dapat mengenal dirinya.
11.  Studi kasus
Studi kasus dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen, catatan, hasil wawancara atau lainnya untuk kasus-kasus tertentu. Metode ini dapat digunakan sebagai bahan penyembuhan, menanamkan pengertian, menggambarkan masalah yang ada hubungannya dengan psikologi, hingga dapat menghasilkan kesimpulan dan penggolongan mengenai kasus-kasus tertentu.
12.  Survei
Metode ini dapat digunakan untuk tujuan penggolongan manusia dalam hubungannya dalam pembentukan organisasi dan masyarakat.

Penggunaan metode-metode dalam penelitian psikologi agama sebenarnya dapat dilakukan dengan beragam, tergantung kepada kepentingan dan jenis data yang akan dikumpulkan. Adakalanya seseorang lebih memilih dokumen pribadi dan adapula yang memilih kuesioner dan wawancara.

Menurut prof. Zakiah Daradjat, sumber-sumber untuk mengumpulkan data ilmiah guna peneliitian ilmu jiwa agama, dapat diambil antara lain dari :
a.    Dengan menanyakan pengalaman-pengalaman orang yang masih hidup
Cara ini digunakan dengan angket, suatu rangkaian pertanyaan yang disusun sedemikian rupa, yang disuruh jawab oleh sejumlah besar orang
b.    Apa yang kita capai dengan meneliti diri kita sendiri
c.    Dapat dikumpulkan bahan-bahan dari riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh yang bersangkutan,atau yang ditulis oleh ali-ahli agama.
Data psiklogi dapat diolah dengan bermacam ragam perhitungan kuantitatif, guna perencanaan dan pelaksanaan studi yang terkendali atau untuk membuat deskripsi, penilaian, kesimpulan, dan penemuan dalam penelitian ilmiah.
Beberapa teknik yang digunakan dalam metode psikologi antara lain[14]:
d.   Angket, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terhadap orang yang diselidiki.
Thouless berpendapat, bahwa angket itu akan lebih baik hasilnya jika dilengkapi pula dengan informasi yang didapatkan dari kenanalan, sahabat karib atau keluarga orang yang bersangkutan, untuk menerangkan apa yang mereka lihat dan rasakan dari pengisi-pengisi angket itu. Karena angket itu merupakan ungkapan yang bersifat subyektif dan hasil introspeksi terhadap dirinya sendiri.[15]
e.    Introspeksi
·      Introspeksi, yaitu yeknik mengamati kejadian psikologis kedalam diri sendiri pada saat berlangsungnya kejadian tersebut.
·      Retrospeksi, yaitu introspeksi dilakukan setlah kejadian psikologis itu berlangsung.
·      Ekstrospeksi, yaitu pengamatan kejadian psikologis terhadap orang lain.
f.     Partisipasi, yaitu ikut serta masuk kedalam situasi interaksi social psikologis.
g.    Teknik meneliti riwayat hidup
h.    Teknik analisis impian

Menurut Clark dalam bukunya The Psychology of Religion mengemukakan bahwa metode yang paling penting dalam penelitian agama adalah metode dokumen pribadi, dan jawaban terhadap angket dan wawancara. Memang metode ini sebenarnya bersifat subjektif namun tidak akan mengurangi nilai ilmiahnya, jika penelitian dapat mengambil bahan secara sistematis.

BAB  III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Karna agama menyangkut masalah yang berkaitan dengan kehidupan bathin yang sangat mendalam, maka masalah agama sangat sulit untuk diteliti secara seksama terlepas dari pengaruh-pengaruh subjektivitas. Namun demikian, agar penelitian mengenai agama dapat dilakukan lebih netral dalam arti tidak memihak kepada suatu keyakinan atau menentangnya, maka diperlukan adanya sikap yang objektif. Maka metode dalam psikologi agama yaitu:
1.      Dokumen pribadi, meliputi;
-          Teknik Nomotatik
-          Teknik Analisis Nilai
-          Teknik Idiographi
-          Teknik Penilaian Terhadap Sikap
 III.      Kuesioner dan Wawancara, meliputi;
-          Pengumpulan pendapat masyarakat
-          Skala penelitian
-          Tes
-          Eksperimen
-          Observasi melalui pendekatan sosiologi dan antropologi
-          Studi agama berdasarkan pendekatan antropologi budaya
-          Pendekatan terhadap perkembangan
-          Metode klinis dan proyektifitas
-          Apresiasi nomotatik
-          Studi kasus
-          Survei
B.     Saran
Demikianlah makalah ini kami buat , mudah-mudahan banyak ilmu yang dapat kita petik dan daat kita amalkan. Penulis sangat mengharakan kritik dan saran yang membangun demi menjadikan karya kami lebih baik di masa mendatang. Semoga segala jerih payah kita dibalasi oleh Allah SWT Amiiien.


[1] Ramayulis, Psikologi Agama, Kalam mulia:Jakarta  2004.  hal 17-18
[2] Jalaluddin, Psikologi Agama, PT.Raja Grafindo: Jakarta  2004.  hal 37
[3] Zakiah daradjat,Iilmu jJwa Agama,Bulan Bintang:Jakarta 2005.hal 10
[4] Zakiah daradjat,  ib  id  hal  12
[5] Ramayulis, op cit.  hal 19
[6] Jalaluddin, op cit.  Hal  39
[7] Ibid
[8] Philip G Zimbardo, Essentials of Psychology and Life, 10 th. Ed., scott, foresman and Company:London. 1979  hal 297
[9]  Jalaluddin, Op cit. hal 39-42
[10] Sururin, Ilmu Jiwa Agama, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta  2004. hal 12
[11] Zakiah daradjat, op cit hal  14
[12] Abdul aziz ahyadi,psikologi Agama kepribadian muslim pancasila ,sinar baru algensindo:Bandung  hal  32-33
[13] Jalaluddin, Op Cit. hal 43
[14] Abdul aziz ahyadi,    Op  Cit  hal   33
[15] Zakiah daradjat, op cit hal 10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar