Rabu, 16 November 2011

Teori Jabatan Anne Roe


BAB II
PEMBAHASAN
BEBERAPA TEORI PILIHAN JABATAN ATAU KARIR

I.     Teori Pilihan Jabatan atau Karir Menurut Anne Roe

Anne Roe,guru besar pada university of Arizona, Amerika Serikat, dalam teori pilihan jabatan atau karir mengemukakan bahwa pola perkembangan arah pilihan jabatan terutama sangat ditentukan oleh kesan pertama, yaitu pada masa bayi dan masa awal kanak-kanak, berupa kesan atas perasaan puas dan tidak puas, selanjutnya akan terus berkembang menjadi suatu kekuatan yang berupa energy psikis.
       Teori pilihan jabatan atau karir yang dikemukakan oleh Anne Roe, dalam bukunya yang berjudul Theories of Vocational Choice, (1956), mengemukakan pandangan-pandangannya sebagai berikut :

1.      Hipotesa tentang hubungan antara pengalaman yang lalu dengan pilihan jabatan.
a)      Hipotesa yang berkenaan dengan dasar-dasar hereditas, seperti intelegensi, kemampuan khusus, minat-minat dan variable-variabel kepribadian lainnya yang nampaknya kurang begitu penting.
b)      Hipotesa yang mengemukakan bahwa pola perkembangan kemampuan khusus terutama ditentukan oleh pengamatan individu itu sendiri yang secara tidak sengaja dibarengi oleh energy psikis.
c)      Hipotesa yang mengatakan bahwa pilihan pekerjaan seseorang ditentukan pada kesan pertama atas perasaan-perasaan puas dan frustasi-rustasi yang mendahuluinya.

Hubungan antara teori kebutuhan dari Maslow dengan teori pijihan jabatan Roe ditekankan bahwa pilihan jabatan akan mencerminkan orientasi dasar pribadi yang berasal dari kebiasaan-kebiasaan mengasuh anak.
Roe berhipotesa bahwa orang tua yang sangat banyak memberikan perhatian kepada anak-anak mereka dalam artian sangat mencintai atau sangat melindungi berlebih-lebihan, dan juga terlalu banyak menuntut akan memiliki kecendrungan untuk mengembangkan orientasi orang dalam diri anak-anak mereka, yang oleh anak-anak itu kemudian diungkapkan dalam pilihan pekerjaan atau jabatan yang berorientasi dalam bidang jasa, beberapa aspek perusahaan niaga, hiburan, dan kesenian.

Kebutuhan-kebutuhan dasar menurut Maslow, diklasifikasikan sebagai berikut :
1)   Kebutuhan fisiologis
Merupakan bentuk kebutuhan biologis atau kebutuhan jasmaniah yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup yang menyangkut organisme dan jasmaniahnya.
Manifestasi dari kebutuhan ini adalah :
·         Kebutuhan akan sandang, bertujuan untuk melindungi individu dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh alam.
·         Kebutuhan akan pangan, bertujuan agar organ tubuh tetap dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
·         Kebutuhan akan perumahan, bertujuan untuk dapat melindungi individu atau beristirahat setelah bekerja sehari-hari.
Mengabaikan kebutuhan-kebutuhan biologis dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan maupun bagi kelangsungan hidup individu yang bersangkutan.
2)   Kebutuhan rasa aman
Pada tingkat ini berupa kebutuhan yang menyangkut rasa tentram, rasa aman, jaminan dan perlindungan dari segala macam ancaman.
Manifestasinya dapat berupa :
·         Mendapat asuransi
·         Mendapat pengobatan secara Cuma-Cuma dari instansinya
·         Mendapat tunjangan dihari tua
·         Dll
3)   Kebutuhan mendapatkan kasih saying orang lain
Berupa kebutuhan untuk mendapatkan kasih saying, untuk memiliki, untuk bergaul dengan teman, untuk menjadi bagian dari kelompok.
Manifestasi kebutuhan ini adalah :
·         Mendapat banyak teman yang berpendidikan
·         Berkenalan dengan pejabat-pejabat tras
·         Dll
4)   Kebutuhan harga diri
Kebutuhan ini menyangkut kebutuhan akan harga diri sendiri, yaitu martabat manusia di tengah-tengah masyarakat lingkungan hidupnya.
Manifestasinya :
·         Kemungkinan antar jemput oleh mobil kantor
·         Memperoleh jabatan structural serta berkuasa
·         Dll
5)   Kebutuhan untuk mengerti dan mengetahui
Kebutuhan ini diarahkan kepada pemuasan dorongan untuk mengetahui dan mengerti serta menyelidiki.
6)   Kebutuhan estetis
Tingkat kebutuhan yang lebih menitikberatkan pada pemuasan berupa kepekaan rasa keindahan.
7)   Kebutuhan aktualisasi diri
Merupakan tingkat dorongan yang paling tinggi pada seseorang, yaitu setiap individu membutuhkan kesempatan untuk mengembangkan dirinya semaksimal mungkin.

Hipotesa Roe mengemukakan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang pemenuhannya ditunda, tetapi tanpa disadari sering terpenuhi, akan bias menjadi pendorong atau penguat, disini sangat tergantung dengan tingkat terasanya kebutuhan itu untuk dipenuhi.

2.      Pola-Pola Pengalaman Pada Masa Bayi Dan Kanak-Kanak Dengan Sikap-Sikap Orang Tua

Ada berbagai macam pengalaman anak pada masa lalu mempunyai pengaruh terutama berkaitan dengan posisi anak dalam struktur emosi keluarga, diantaranya :
1.      Anak sebagai pusat curahan emosi orang tua
Ø  Anak yang terlalu dilindungi (overprotection)
Ø  Anak yang terlalu dituntut (overdemanding)
2.      Anak yang dijauhi orang tua
Ø  Anak yang menjadi pelampiasan penolakan
Ø  Anak yang tidak diperhatikan atau diabaikan
3.      Anak yang diterima
Ø  Orang tua menerima anak secara kebetulan
Ø  Orang tua yang menerima anak sepenuh hati

3.      Hubungan sikap-sikap orang tua dengan kebutuhan rasa puas pada diri anak
Berbagai macam sikap orang tua terhadap anak, apakah itu berupa menerima, memperhatikan, melindungi, maupun terlalu dituntut, menolak, dan tidak memperhatikan memiliki variasi tertentu terhadap kebutuhan rasa puas pada anak dan berpengaruh terhadap arah pilih jabatan di kemudian hari.

4.      Pola Asuh Oaring Tua Dan Pola Tingkah Laku Orang Tua Terhadap Anak-Anaknya
Pola asuh dan pola tingkah laku yang diberikan kepada anak-anak mempunyai pengaruh didalam pola orientasi dalam lapangan kehidupan seorang anak di kemudian hari

5.      Refleksi pengalaman-pengalaman masa lalu dalam pilihan pekerjaan
Pengalaman masa yang lalu mempunyai peranan yang penting terutama dalam mengembangkan sikap dasar, minat ataupun potensi-potensi yang semuanya kemudian akan tercermin pada kehidupannya pada masa dewasanya berkaitan dengan pribadi, reaksi emosi, kegiatannya, serta pilihan lapangan kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar